Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Presentasi Matakuliah Psikologi Pendidikan
yang dibina
oleh Prima Vidya Asteria, M, Pd.
Disusun Oleh:
Erfanda Hadi
Prasetyo 115110700111003
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NOVEMBER 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik harus memiliki
kemampuan baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya. Bila tidak maka
yang terjadi adalah peserta didik akan kurang maksimal mendapatkan ilmu yang
dibutuhkan, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri
sebagai pengajar tidak disukai. Maka diperlukanlah sebuah metode-metode yang
efektif dan juga bervariasi dalam mengajar. Hal tersebut sangat membantu saat
pendidik untuk mengembangkan dan mentransfer materi yang ingin disampaikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas maka dapat disebutkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Arti penting mengajar?
2.
Apa metode pokok yang ada dalam mengajar?
3.
Contoh langkah-langkah mengajar seperti apa?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka
tujuan yang bisa didapatkan sebagai berikut:
1.
Menjelaskan definisi dan arti pentingnya
mengajar.
2.
Menyebutkan dan menjelaskan metode pokok yang
ada dalam mengajar.
3.
Memberikan contoh dan langkah-langkah mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Arti Pentingnya
Mengajar
2.1.1
Definisi menurut beberapa ahli
Pengertian
umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang studi kependidikan,
ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan
kepada siswa. Dengan demikian tujuan hanya berada sekitar pencapaian penguasaan
siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan. Dari pengertian semacam ini
timbul gambaran bahwa peranan dalam proses pengajaran hanya dipegang guru,
sedangkan peserta didik dibiarkan pasif.
Menurut
Tardif (1989) mendefinisikan mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention
of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti
mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik)
dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik)
melakukan kegiatan belajar.
Kata
the teacher (guru) dan the learner (orang yang belajar) dalam
definisi Tardif itu semata-mata hanya sebagai contoh yang mewakili dua individu
yang sedang berinteraksi dalam proses pengajaran. Dari definisi tadi juga ada
interaksi antar individu seperti antara orangtua dengan anak atau antara kiai
dengan santri.
Nasution
(1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga
terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang
kelas, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
Biggs (1991) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi
tiga macam pengertian, yaitu sebagai berikut:
a.
Pengertian
kuantitatif
Dimana mengajar diartikan sebagai
the transmission of knowledge, yaitu penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru
hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa
dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa, bukan tanggung
jawab pengajar.
b.
Pengertian
institusional
Yaitu mengajar berarti the
efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan
mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe
belajar serta berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhannya.
c.
Pengertian
kualitatif
Dimana
mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu
memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri.
Dari
definisi mengajar oleh para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri
dari pendidikan dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan
suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai.
Mengingat
tuntutan psikologis dan sosiologis yang tercermin dalam undang-undang negara
kita. Sudah selayaknya mengajar itu diartikan secara representatif dan
komprehensif dalam arti menyentuh segenap aspek psikologis peserta didik.
Kedudukan guru sudah tidak dapat dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas
atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager
of learning (pengelola belajar) yang harus siap membimbing dan membantu
para peserta didik dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri
yang utuh dan menyeluruh.
2.1.2
Arti Pentingnya Mengajar
Banyak
sekali para ahli menyebutkan pengertian tentang mengajar. Tidak dapat
dipungkiri bahwa mengajar mempunyai posisi yang sangat penting. Bisa dikatakan
bahwa mengajar sebuah penentuan dalam keberhasilan memenuhi kebutuhan anak
didik. Cara mengajar yang salah juga akan membuat kegagalan pendidik dalam
menyampaikan sebuah materi atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Contoh
kasus yang dapat diambil akhir-akhir ini adalah ramainya pemberitaan tentang tawuran
antar pelajar. Kenapa hal tersebut bisa terjadi, ini pasti ada yang tidak benar
dalam cara mengajar yang diterapkan kepada peserta didik tersebut. Melihat dari
hal itu, pendidik juga perlu meningkatkan dalam memahami setiap kemauan dan
kemampuan peserta didik agar bisa menyesuaikan cara mengajar yang dianggap
tepat dan baik.
Dalam
menjalankan tugasnya sebagai penyaji pelajaran khususnya di kelas, guru tidak
hanya dituntut mentransfer pengetahuan atau isi pelajaran yang disajikan kepada
para peserta didiknya melainkan lebih dari itu. Tapi guru juga harus membimbing
dan membantu untuk memudahkan siswa dalam menjalani proses perubahannya
sendiri, yaitu proses belajar untuk meraih kecakapan cipta, rasa, dan karsa
yang menyeluruh dan utuh. Seluruh ranah psikologis itu tidak dapat dicapai
secara langsung tetapi tetap ada prosesnya.
2.2
Metode Pokok Mengajar
Metode
secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai
cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan
fakta dan konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti
prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk
menyelidiki gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen,
dan sebagainya.
Selanjutnya,
yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku
untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi
materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan orang
adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat dalam metode mengajar.
Ada
lima macam metode mengajar yang dipandang penting dan dominan dalam arti
digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang
pendidikan formal. Tiga dari empat metode mengajar tersebut bersifat khas dan
mandiri, sedangkan yang lainnya merupakan kombinasi antara satu metode dengan
metode lainnya. Metode campuran ini disebut metode plus, bersifat terbuka
artinya setiap guru yang professional dan kreatif dapat memodifikasi atau merekayasa
campuran metode tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Metode-metode pokok tersebut adalah:
1. Metode ceramah
Yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang
pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah adalah sebuah cara
melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu
arah.
Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi.
Metode ini juga dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.
a. Kelebihan dan
kelemahan metode ceramah
1.
Ceramah merupakan
metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dimaksud adalah metode
ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah karena ceramah
hanya mengandalkan suara guru.
2.
Ceramah dapat
menyajikan materi yang luas. Artinya, guru dapat merangkum dan menjelaskan
pokok-pokoknya dari materi pelajaran yang banyak dalam waktu yang singkat.
3.
Ceramah dapat
memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
4.
Guru dapat mengontrol
keadaan kelas,karena sepenuhnya kelas merupakan tanggungjawab guru yang
memberikan ceramah.
5.
Organisasi kelas dapat
diatur menjadi lebih sederhana.
Disamping kelebihan diatas, ceramah
juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1.
Materi yang dikuasai
siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2.
Ceramah yang tidak
disrtertai peragaan dapat mengakibatkan verbalisme.
3.
Guru yang kurang memiliki
kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang
membosankan.
4.
Melalui ceramah, sangat
sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan
atau belum.
b. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah
1.
Tahap persiapan
·
Merumuskan tujuan yang
ingin dicapai.
·
Menentukan pkok-pokok
materi yang akan diceramahkan.
·
Memrsiapkan alat bantu.
2.
Tahap pelaksanaan
·
Langkah pembukaan.
·
Langkah penyajian.
·
Langkah mengakhiri atau
menutup ceramah.
2. Metode
diskusi
Metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah
(problem solving).Tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk memotivasi dan
memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam
(reflektife thinking).
Dalam dunia pendidikan yang semakin
demokratis seperti pada sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar
karena memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan
mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri.
Secara umum ada dua jenis yang
biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Yaitu diskusi kelompok dan diskusi
kelompok kecil. Diskusi kelompok dinamakn juga diskusi kelas. Pada diskusi ini
pemasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan.
Sedangkan dalam diskusi kelompok kecil, siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Setiap kelompok memecahkan masalah yang
disajikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan
laporan setiap kelompok.
a.
Kelebihan
dan kelemahan metode diskusi
1.
Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide.
2.
Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
pemasalahan.
3.
Melatih siswa untuk dapat mengemukakan
pendapat atau gagasan secara verbal. Dan juga melatih siswa untuk menghargai setiap pendapat orang lain.
Selain beberapa
kelebihan, juga memiliki kelemahan, yaitu:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi
dikuasai oleh 2 atau 3 orang yang memiliki keterampilan berbicara.
2. Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3. Memerlukan
waktuyang cukup panjang, yang terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4. Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pedndapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol.
b.
Langkah-langkah
melaksanakan diskusi
1. Tahap
persiapan
·
Merumuskan tujuan yang
ingin dicapai.
·
Menentukan jenis
diskusi yang sesuai dengan tujuan.
·
Menetapkan masalah yang
akan dibahas.
·
Mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.
2.
Tahap pelaksanaan
·
Memeriksa segala
persiapan.
·
Memberikan pengarahan
sebelum diskusi.
·
Melaksanakan diskusi
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
·
Memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap peserta diskusi.
·
Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
3.
Tahap penutupan
·
Membuat pokok-pokok
pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·
Me-review jalannya
diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya.
3. Metode
demonstrasi
Demonstrasi dalam penyajian
informasi dapat diartikan sebagai peragaan atau pertunjukan tentang cara
melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi
dalam proses belajar-mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan proses, melakukan sesuatu, atau proses terjadinya
sesuatu.
Metode demonstrasi biasanya
diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda
miniature, gambar, perangkat, dan yang lain. alat demonstrasi yang pokok adalah
papan tulis mengingat fungsinya yang serba guna.
a.
Kelebihan
dan kelemahan metode demonstrasi
1. Melalui
metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan
cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan.
Sedangkan
kelemahannya adalah:
1.
Metode demonstrasi
memerlukan persiapan yang lebih matang. Tanpa persiapan yang memadai
demonstrasi bisa gagal.
2.
Demonstrasi memerlukan
peralatan, bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal.
3.
Demonstrasi memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk
bekerja lebih professional.
b. Langkah–langkah
menggunakan metode demonstrasi
1.
Tahap persiapan
·
Rumuskan tujuan yang
harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·
Persiapkan garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
·
Lakukan uji coba
demonstrasi.
2.
Tahap pelaksanaan
·
Langkah pembukaan.
·
Langkah pelaksanaan.
·
Langkah mengakhiri
demonstrasi.
4. Metode simulasi
Simulasi
berasal dari kata simulate yang
artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi
dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi
tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
a. Kelebihan dan kelemahan
metode simulasi
1.
Simulasi dapat
dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya
kelak.
2.
Simulasi dapat
mengembangkan kreativitas siswa.
3.
Simulasi dapat memupuk
keberanian dan percaya diri siswa.
4.
Memperkaya pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi.
5.
Simulasi dapat
meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Sedangkan
kelemahannya adalah:
1.
Pengalaman yang
diperoleh melalui simulasi tidak selalu sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2.
Pengelolaan yang kurang
baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan
pembelajran menjadi terabaikan.
3.
Faktor psikologis
seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
b. Langkah-langkah
menggunakan metode simulasi
1.
Persiapan simulasi
·
Menetapkan topic atau
masalah serta tujuan yang akan dicapai leh simulasi.
·
Guru memberikan
gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
·
Guru menetapkan pemain
yang akan terlibat dalam simulasi.
·
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
2.
Pelaksanaan simulasi
·
Simulasi muali dimainkan
oleh kelompok pemeran.
·
Para siswa lainnya
mengikuti dengan penuh perhatian.
·
Guru hendaknya
memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
·
Simulasi hendaknya
dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir
dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3.
Penutup
·
Melakukan diskusi
tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
·
Merumuskan kesimpulan.
5.
Metode ceramah plus
Metode
ini moemodifikasi atau menyesuaikan dengan kiat pemaduan (kombinasi) dapat
memunculkan ragam metode ceramah baru yang berbeda dengan aslinya.
Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode
campuran, diantaranya:
·
Metode ceramah plus
tanya jawab dan tugas (CPTT).
·
Metode ceramah plus
diskusi dan tugas (CPDT).
·
Metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL).
2.3 Contoh Mengajar
Selaku pengelola kegiatan siswa, guru
sangat diharapkan menjadi pembimbing dan pembantu para siswa, bukan hanya
ketika mereka berada dalam kelassaja melainkan ketika mereka berada di luar
kelas. khususnya ketika mereka masih berada di lingkungan sekolah seperti
diperpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. dalam hal menjadi pembimbing,
guru perlu mengaktualisasikan (mewujudkan) kemampuannyadalam kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1.
Membimbing kegiatan
belajar para siswa.
2.
Membimbing
pengalaman belajar para siswa.
Contoh mengajar:
Jika para siswa sedang diajari menulis, maka para siswa itulah yang seharusnya
lebih banyak mendapat peluang menulis, bukan guru. Tugas anda yang penting
dalam hal ini adalah memberi contoh dan dorongan persuasif kepada para siswa
serta menata lingkungan sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan mereka belajar
dengan mudah.
Langkah-langkah
dalam contoh mengajar menulis puisi
1. Langkah
persiapan
·
Memilih metode mengajar
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
·
Menyiapkan materi tentang
puisi.
·
Seorang pengajar juga
harus tetap belajar dan menguasai materi tersebut.
2. Langkah
pelaksanaan
·
Pertama kali masuk
ruang kelas seorang pengajar harus mengucapkan salam.
·
Mempresensi peserta
didik yang ada dalam kelas.
·
Memberitahu materi hari
ini adalah menulis puisi.
·
Meminta pengetahuan
awal tentang puisi dari seluruh siswa.
·
Memberi pengantar
singkat tentang puisi dan teknik menulisnya.
·
Menginstruksikan siswa
untuk menulis puisi bertema bebas dan membuatnya di luar ruang kelas dengan
pengawasan dari pengajar.
·
Memberi batasan waktu
sekitar 30 menit untuk membuat puisi.
·
Setelah semua selesai
menulis, semua harus kembali dalam kelas.
·
Tulisan puisi disalin
dalam selembar kertas diberi nama masing-masing.
·
Dalam kertas yang
berisi tulisan puisi harus dilipat untuk membuat sebuah pesawat kertas.
·
Siswa diinstruksikan
untuk saling lempar pesawat kertas tersebut.
·
Setiap siswa harus
mendapatkan pesawat kertas yang dilempar tadi dan membacanya satu persatu.
·
Selanjutnya siswa yang
lain diinstruksikan untuk mengomentari puisi dan pembacanya.
3. Langkah
penutup atau evaluasi
·
Pengajar memberikan
pelurusan dalam puisi kepada siswa.
·
Memberikan cara yang
baik dalam puisi.
·
Memberikan penilaian
secara umum dari tulisan para siswa.
·
Memberikan tugas
menulis puisi dengan tema tertentu dan lebih baik dari yang sebelumnya untuk
dikumpulkan pertemuan selanjutnya.
Dalam
membimbing pengalaman para siswa, guru dituntut untuk menghubungkan mereka
dengan lingkungannya. Hal ini penting karena dalam pengalaman berinteraksi
dengan lingkungannya itulah sesungguhnya para siswa mengalami proses belajar.
Selanjutnya, selain membimbing, mengajar juga harus berarti membantu siswa agar
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Akhirnya, kegiatan
mengajarkan sebuah materi pelajaran bukan semata-mata agar siswa menguasai
pengetahuan atau materi pelajaran tersebut, lalu naik kelas, melainkan juga
agar dimanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Mengajar
merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Bukan hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran, tetapi harus memberikan juga sebuah metode dalam
proses belajar mengajar. Dalam beberapa banyak metode pokok yang telah
disebutkan bisa diterapkan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik. Dengan metode-metode yang ada, guru atau pengajar juga jangan terpaku
pada metode tersebut. Akan tetapi inovasi dan kreativitas harus dikembangkan dengan harapan peserta didik
mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan. Arti penting
mengajar juga harus diperhatikan lebih dalam lagi.
3.2 Saran
Kepada
pembaca atau teman-teman mahasiswa diharapkan yang nanti akan menjadi guru atau
tenaga pendidik mampu menerapkan metode-metode mengajar ini. Dan selanjutnya
dapat mengembangkan metode tersebut yang sesuai dan dapat diterima oleh setiap
peserta didik.
DAFTAR RUJUKAN
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Syah, M. 2010. Psikologi
Pendidikan Dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Malyno, J. 2012. PENGERTIAN MENGAJAR MENURUT PARA AHLI. (online), (http://teori mengajar/PENGERTIAN MENGAJAR
MENURUT PARA AHLI.html), diakses pada tanggal 1 November 2012.
Krisna. 2010. macam-macam
metode mengajar. (olnine), (http:/ /teori
mengajar/Macam-Macam Metode Mengajar @ }})Krisna1=).html), diakses pada tanggal
1 November 2012.
Choto, A. 2010. Model dan Metode pokok Mengajar.
(online), (http://teori mengajar\Metode pokok Mengajar - Aan Choto 阿安國德.html), diakses pada tanggal 1 November 2012.