Rabu, 01 Januari 2014

ARTI PENTING, METODE, DAN CONTOH MENGAJAR



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Presentasi Matakuliah Psikologi Pendidikan
yang dibina oleh Prima Vidya Asteria, M, Pd.


Disusun Oleh:
Erfanda Hadi Prasetyo           115110700111003





 

 

 




PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NOVEMBER 2012





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Kita yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik harus memiliki kemampuan baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya. Bila tidak maka yang terjadi adalah peserta didik akan kurang maksimal mendapatkan ilmu yang dibutuhkan, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Maka diperlukanlah sebuah metode-metode yang efektif dan juga bervariasi dalam mengajar. Hal tersebut sangat membantu saat pendidik untuk mengembangkan dan mentransfer materi yang ingin disampaikan.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada diatas maka dapat disebutkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Arti penting mengajar?
2.      Apa metode pokok yang ada dalam mengajar?
3.      Contoh langkah-langkah mengajar seperti apa?

1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka tujuan yang bisa didapatkan sebagai berikut:
1.      Menjelaskan definisi dan arti pentingnya mengajar.
2.      Menyebutkan dan menjelaskan metode pokok yang ada dalam mengajar.
3.      Memberikan contoh dan langkah-langkah mengajar.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Arti Pentingnya Mengajar
2.1.1 Definisi menurut beberapa ahli
           Pengertian umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian tujuan hanya berada sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan. Dari pengertian semacam ini timbul gambaran bahwa peranan dalam proses pengajaran hanya dipegang guru, sedangkan peserta didik dibiarkan pasif.
           Menurut Tardif (1989) mendefinisikan mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
           Kata the teacher (guru) dan the learner (orang yang belajar) dalam definisi Tardif itu semata-mata hanya sebagai contoh yang mewakili dua individu yang sedang berinteraksi dalam proses pengajaran. Dari definisi tadi juga ada interaksi antar individu seperti antara orangtua dengan anak atau antara kiai dengan santri.
           Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
             Biggs (1991) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian, yaitu sebagai berikut:
a.            Pengertian kuantitatif
              Dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yaitu penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa, bukan tanggung jawab pengajar.
b.            Pengertian institusional
              Yaitu mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhannya.
c.            Pengertian kualitatif
              Dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri.
          
           Dari definisi mengajar oleh para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidikan dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai.
           Mengingat tuntutan psikologis dan sosiologis yang tercermin dalam undang-undang negara kita. Sudah selayaknya mengajar itu diartikan secara representatif dan komprehensif dalam arti menyentuh segenap aspek psikologis peserta didik. Kedudukan guru sudah tidak dapat dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of learning (pengelola belajar) yang harus siap membimbing dan membantu para peserta didik dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh dan menyeluruh.


2.1.2 Arti Pentingnya Mengajar
           Banyak sekali para ahli menyebutkan pengertian tentang mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa mengajar mempunyai posisi yang sangat penting. Bisa dikatakan bahwa mengajar sebuah penentuan dalam keberhasilan memenuhi kebutuhan anak didik. Cara mengajar yang salah juga akan membuat kegagalan pendidik dalam menyampaikan sebuah materi atau ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Contoh kasus yang dapat diambil akhir-akhir ini adalah ramainya pemberitaan tentang tawuran antar pelajar. Kenapa hal tersebut bisa terjadi, ini pasti ada yang tidak benar dalam cara mengajar yang diterapkan kepada peserta didik tersebut. Melihat dari hal itu, pendidik juga perlu meningkatkan dalam memahami setiap kemauan dan kemampuan peserta didik agar bisa menyesuaikan cara mengajar yang dianggap tepat dan baik.
           Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyaji pelajaran khususnya di kelas, guru tidak hanya dituntut mentransfer pengetahuan atau isi pelajaran yang disajikan kepada para peserta didiknya melainkan lebih dari itu. Tapi guru juga harus membimbing dan membantu untuk memudahkan siswa dalam menjalani proses perubahannya sendiri, yaitu proses belajar untuk meraih kecakapan cipta, rasa, dan karsa yang menyeluruh dan utuh. Seluruh ranah psikologis itu tidak dapat dicapai secara langsung tetapi tetap ada prosesnya.

2.2 Metode Pokok Mengajar
           Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.
           Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat dalam metode mengajar.
           Ada lima macam metode mengajar yang dipandang penting dan dominan dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan formal. Tiga dari empat metode mengajar tersebut bersifat khas dan mandiri, sedangkan yang lainnya merupakan kombinasi antara satu metode dengan metode lainnya. Metode campuran ini disebut metode plus, bersifat terbuka artinya setiap guru yang professional dan kreatif dapat memodifikasi atau merekayasa campuran metode tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Metode-metode pokok tersebut adalah:
1.  Metode ceramah
Yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Metode ini juga dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.
a. Kelebihan dan kelemahan metode ceramah
1.      Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dimaksud adalah metode ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru.
2.      Ceramah dapat menyajikan materi yang luas. Artinya, guru dapat merangkum dan menjelaskan pokok-pokoknya dari materi pelajaran yang banyak dalam waktu yang singkat.
3.      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
4.      Guru dapat mengontrol keadaan kelas,karena sepenuhnya kelas merupakan tanggungjawab guru yang memberikan ceramah.
5.      Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Disamping kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1.      Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2.      Ceramah yang tidak disrtertai peragaan dapat mengakibatkan verbalisme.
3.      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
4.      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

b.    Langkah-langkah menggunakan metode ceramah
1.         Tahap persiapan
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
·         Menentukan pkok-pokok materi yang akan diceramahkan.
·         Memrsiapkan alat bantu.
2.         Tahap pelaksanaan
·         Langkah pembukaan.
·         Langkah penyajian.
·         Langkah mengakhiri atau menutup ceramah.

2. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving).Tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam (reflektife thinking).
Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri.
Secara umum ada dua jenis yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok dinamakn juga diskusi kelas. Pada diskusi ini pemasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Sedangkan dalam diskusi kelompok kecil, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Setiap kelompok memecahkan masalah yang disajikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
a.      Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap pemasalahan.
3. Melatih siswa untuk dapat  mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Dan juga melatih siswa  untuk menghargai setiap pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, juga memiliki kelemahan, yaitu:
1.    Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang yang memiliki keterampilan berbicara.
2.   Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3.   Memerlukan waktuyang cukup panjang, yang terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4.   Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pedndapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
b.      Langkah-langkah melaksanakan diskusi
1.   Tahap persiapan
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
·         Menentukan jenis diskusi yang sesuai dengan tujuan.
·         Menetapkan masalah yang akan dibahas.
·         Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.
2. Tahap pelaksanaan
·         Memeriksa segala persiapan.
·         Memberikan pengarahan sebelum diskusi.
·         Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
·         Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi.
·         Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
3. Tahap penutupan
·         Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·         Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

3. Metode demonstrasi
Demonstrasi dalam penyajian informasi dapat diartikan sebagai peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan proses,  melakukan sesuatu, atau proses terjadinya sesuatu.
Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniature, gambar, perangkat, dan yang lain. alat demonstrasi yang pokok adalah papan tulis mengingat fungsinya yang serba guna.
a.      Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi
1.      Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2.      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.      Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1.      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal.
2.      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal.
3.      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.
b.      Langkah–langkah menggunakan metode demonstrasi
1.      Tahap persiapan
·         Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·         Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
·         Lakukan uji coba demonstrasi.
2. Tahap pelaksanaan
·         Langkah pembukaan.
·         Langkah pelaksanaan.
·         Langkah mengakhiri demonstrasi.

4. Metode simulasi
           Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
a.      Kelebihan dan kelemahan metode simulasi
1.   Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak.
2.   Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa.
3.   Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4.   Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi.
5.   Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1.      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2.      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajran menjadi terabaikan.
3.      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
b.      Langkah-langkah menggunakan metode simulasi
1.      Persiapan simulasi
·         Menetapkan topic atau masalah serta tujuan yang akan dicapai leh simulasi.
·         Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
·         Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi.
·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
2.      Pelaksanaan simulasi
·         Simulasi muali dimainkan oleh kelompok pemeran.
·         Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
·         Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
·         Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3.      Penutup
·         Melakukan diskusi tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
·         Merumuskan kesimpulan.

5. Metode ceramah plus
           Metode ini moemodifikasi atau menyesuaikan dengan kiat pemaduan (kombinasi) dapat memunculkan ragam metode ceramah baru yang berbeda dengan aslinya.
Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode campuran, diantaranya:
·         Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
·         Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).
·         Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).     

2.3 Contoh Mengajar
          Selaku pengelola kegiatan siswa, guru sangat diharapkan menjadi pembimbing dan pembantu para siswa, bukan hanya ketika mereka berada dalam kelassaja melainkan ketika mereka berada di luar kelas. khususnya ketika mereka masih berada di lingkungan sekolah seperti diperpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. dalam hal menjadi pembimbing, guru perlu mengaktualisasikan (mewujudkan) kemampuannyadalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.      Membimbing kegiatan belajar para siswa.
2.      Membimbing pengalaman belajar para siswa.
Contoh mengajar: Jika para siswa sedang diajari menulis, maka para siswa itulah yang seharusnya lebih banyak mendapat peluang menulis, bukan guru. Tugas anda yang penting dalam hal ini adalah memberi contoh dan dorongan persuasif kepada para siswa serta menata lingkungan sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan mereka belajar dengan mudah.

Langkah-langkah dalam contoh mengajar menulis puisi
1.      Langkah persiapan
·         Memilih metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
·         Menyiapkan materi tentang puisi.
·         Seorang pengajar juga harus tetap belajar dan menguasai materi tersebut.
2.      Langkah pelaksanaan
·         Pertama kali masuk ruang kelas seorang pengajar harus mengucapkan salam.
·         Mempresensi peserta didik yang ada dalam kelas.
·         Memberitahu materi hari ini adalah menulis puisi.
·         Meminta pengetahuan awal tentang puisi dari seluruh siswa.
·         Memberi pengantar singkat tentang puisi dan teknik menulisnya.
·         Menginstruksikan siswa untuk menulis puisi bertema bebas dan membuatnya di luar ruang kelas dengan pengawasan dari pengajar.
·         Memberi batasan waktu sekitar 30 menit untuk membuat puisi.
·         Setelah semua selesai menulis, semua harus kembali dalam kelas.
·         Tulisan puisi disalin dalam selembar kertas diberi nama masing-masing.
·         Dalam kertas yang berisi tulisan puisi harus dilipat untuk membuat sebuah pesawat kertas.
·         Siswa diinstruksikan untuk saling lempar pesawat kertas tersebut.
·         Setiap siswa harus mendapatkan pesawat kertas yang dilempar tadi dan membacanya satu persatu.
·         Selanjutnya siswa yang lain diinstruksikan untuk mengomentari puisi dan pembacanya.
3.      Langkah penutup atau evaluasi
·         Pengajar memberikan pelurusan dalam puisi kepada siswa.
·         Memberikan cara yang baik dalam puisi.
·         Memberikan penilaian secara umum dari tulisan para siswa.
·         Memberikan tugas menulis puisi dengan tema tertentu dan lebih baik dari yang sebelumnya untuk dikumpulkan pertemuan selanjutnya.
          Dalam membimbing pengalaman para siswa, guru dituntut untuk menghubungkan mereka dengan lingkungannya. Hal ini penting karena dalam pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya itulah sesungguhnya para siswa mengalami proses belajar. Selanjutnya, selain membimbing, mengajar juga harus berarti membantu siswa agar berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Akhirnya, kegiatan mengajarkan sebuah materi pelajaran bukan semata-mata agar siswa menguasai pengetahuan atau materi pelajaran tersebut, lalu naik kelas, melainkan juga agar dimanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari.





BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
          Mengajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi harus memberikan juga sebuah metode dalam proses belajar mengajar. Dalam beberapa banyak metode pokok yang telah disebutkan bisa diterapkan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dengan metode-metode yang ada, guru atau pengajar juga jangan terpaku pada metode tersebut. Akan tetapi inovasi dan kreativitas harus dikembangkan dengan harapan peserta didik mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan. Arti penting mengajar juga harus diperhatikan lebih dalam lagi.

3.2 Saran
          Kepada pembaca atau teman-teman mahasiswa diharapkan yang nanti akan menjadi guru atau tenaga pendidik mampu menerapkan metode-metode mengajar ini. Dan selanjutnya dapat mengembangkan metode tersebut yang sesuai dan dapat diterima oleh setiap peserta didik. 









DAFTAR RUJUKAN
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Malyno, J. 2012. PENGERTIAN MENGAJAR MENURUT PARA AHLI. (online), (http://teori mengajar/PENGERTIAN MENGAJAR MENURUT PARA AHLI.html), diakses pada tanggal 1 November 2012.
Krisna. 2010. macam-macam metode mengajar. (olnine), (http:/ /teori mengajar/Macam-Macam Metode Mengajar @ }})Krisna1=).html), diakses pada tanggal 1 November 2012.
Choto, A. 2010. Model dan Metode pokok Mengajar. (online), (http://teori mengajar\Metode pokok Mengajar - Aan Choto 阿安國德.html), diakses pada tanggal 1 November 2012.